AspirasiRakyat.Id, Kuala Pembuang– Gula dari tebu mungkin sudah biasa, tetapi di Desa Sungai Undang, Kabupaten Seruyan, Hendriyanto dan istrinya, Rika Masroja, berhasil menciptakan gula yang unik dan bernilai tinggi dari pohon Nipah. Dengan cita rasa manis dan gurih, produk inovatif mereka mulai menarik perhatian masyarakat lokal.
Pasangan ini telah menekuni usaha pembuatan gula Nipah selama lima bulan. Meski sempat mengalami kegagalan dalam tiga bulan pertama, mereka tidak menyerah dan terus menyempurnakan teknik produksi mereka. Saat ini, produksi masih terbatas dan gula Nipah dijual seharga Rp30.000 per kilogram, dengan pasar utama dari masyarakat sekitar.
Proses Pembuatan yang Butuh Kesabaran Membuat gula dari pohon Nipah bukanlah hal mudah. Prosesnya membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi.
“Kadang kami hanya mendapatkan 1-2 liter air Nipah dari satu batang pohon, sementara untuk menghasilkan 1 kilogram gula, dibutuhkan hingga 7 liter air,” ungkap Hendriyanto.
Mereka beruntung pernah mendapatkan pelatihan khusus dari Kaleka, yang membantu mereka memahami teknik produksi dengan lebih baik.
Namun, ada tantangan yang harus mereka hadapi. Salah satu kendala utama adalah gangguan dari hewan liar seperti tikus, monyet, dan tupai yang sering merusak alat penampungan air Nipah mereka.
Manfaat Gula Nipah dan Harapan ke Depan Selain rasanya yang khas, gula Nipah juga kaya manfaat. Gula ini mengandung Vitamin A1 dan B1, yang penting untuk menjaga fungsi saraf serta membantu pemulihan penyakit beri-beri.
Ke depan, Hendriyanto dan Rika berharap bisa meningkatkan produktivitas dan memperluas pemasaran, sehingga produk mereka tidak hanya dikenal di Kabupaten Seruyan, tetapi juga ke daerah lain. Mereka ingin gula Nipah menjadi produk unggulan yang bisa bersaing di pasar yang lebih luas.
Dengan keunikan dan manfaatnya, gula Nipah buatan pasangan ini berpotensi menjadi alternatif sehat dan bernilai tinggi bagi masyarakat. (rv-02)